Tuesday, September 1, 2009

Me? I'm just a photoscape-er

So, I like photography. I just love the art of freezing the moments, and how we can take a look at things from a different perspective.
Well, saya memang cuman sebatas penggemar bukan fotografer profesional (amatir pun tidak), tapi kadang-kadang saya suka juga mengambil foto dengan kamera saku saya. Dan saya menemukan software pengolah foto yang benar-benar membantu, dan bagusnya lagi software ini free alias gretong alias freeware. Namanya photoscape.


Software gratisan ini bisa diunduh di http://www.photoscape.org/, sampai dengan saat ini versi-nya sendiri sudah mencapai versi 3.4 (silakan menyumbang lho, karena mereka selalu melakukan pengembangan terhadap software ini. Walaupun gratisan, tapi photoscape bisa dibilang lumayan lengkap. Apalagi untuk pengguna amatiran seperti saya. Mulai dari fasilitas untuk konversi dari format RAW sampai dengan editing. Tentu saja favorit saya adalah fasilitas editing-nya, filter-nya saja mencapai 20-an (ini belum termasuk variasi dari masing-masing filter). Hal standar yang akan saya lakukan pada semua hasil foto saya (yang hanya menggunakan kamera saku itu) adalah melakukan auto-adjustment (ini membantu sekali mengkoreksi foto-foto saya). Kemudian, efek favorit saya adalah "bloom" atau "film effect cinema". Dan hasilnya... yah.. gitu deh.. hehehehe.. Anyway, anda tidak perlu repot-repot bila hanya ingin melakukan editing standar.

 Jadi, pakai saja kamera saku anda, dan untuk sisanya ada photoscape.
For me, it's the moments that counts.

 http://ipe-dreamvisualreal.blogspot.com/

Sunday, July 19, 2009

How a man can be so loved...

His name was Timothy David Mackay. He was the boss of my bosses.

It's not like that I meet him everyday, or even talk to him so frequently. Probably there are only one or two chances that I had a real conversation with him. The rest was only a "good morning greeting" on the lift, or when he came down to our floor. But these rare moments left so much to me and to many others that loved him.
Whether you're a retail owner somewhere in Cirebon, or a mason in some part of Bekasi you will always have such a loving memory with him.
It won't be easy to find a CEO of a company with thousands of employees that spare his time just to congratulate and motivate you, even when you're only a regular staff. Remembers your name. And will go back all the way to Cirebon, because he promised a retailer that he will give their picture personally.

And this quote from Paul Hugentobler's speech at his memorial service that day was my favourite, "...he was never a ceo, he was a father, a protector of the organization. His people always comes first.."
note :
"this post was intended to be posted on Sunday, July 19. But then my cell phone rang, it was my boss. He asked me to get to the hospital as fast as I could, because they need all Holcim branded cars to escort Pak Tim to the airport. I Only got one hour that day, and I drove like I never did. But got there just in time, to escort him to the airport with the rest of the convoy"








Sunday, April 12, 2009

Eldi, my new fave model..


Namanya Eldi, anak pertama dari sahabat saya ELy dan DIdot. Tahu kan kenapa nama anak lucu ini Eldi. Walaupun sejak awal saya sering berpendapat kalau namanya agak-agak terlalu maksa (hehehe sorry ya Dot..), tapi anak ini memang lucu. Dan sangat sadar kamera, lihat saja pose-posenya di facebook saya (http://www.facebook.com/photos.php?id=1014633829#/album.php?aid=21258&id=1014633829).
Mau jadi foto model Eldi?

Friday, April 10, 2009

Membuat Chart Lebih Seksi

Tadinya post "Chart-nya Mbak Tya" adalah posting pertama, cuman rasanya saya perlu mem-posting yang satu ini dulu.

Kita pastinya sering sekali menggunakan Microsoft Excel, dan menemukan default chart seperti ini. Tidak perlu menjadi sorang designer atau suhu Excel untuk bilang bahwa default chart-nya Excel ini tidak menarik. Apalagi dengan background abu-abu, warna biru pucat dan merah marun-nya itu. Jadi aturan pertama dalam membuat chart anda lebih seksi adalah.. JANGAN PERNAH PAKAI DEFAULT CHART!!!!

Lalu kalau tidak pakai default chart, pakai yang mana dong?

Yah jawabannya adalah ciptakan default chart anda sendiri. Ini default chart saya, caranya :

  1. Hilangkan background abu-abu dari default chart.
  2. Hilangkan gridlines. Kalaupun ingin menggunakan gridlines, gunakan garis putus-putus dengan warna abu-abu.
  3. pakai warna-warna kontras seperti merah dan biru, tapi bukan merah marun dan biru pucat-nya Excel lho yaa..
  4. Ubah font ke Verdana

dan.. voilaa..

Chart anda lebih seksi dan siap memikat si bos.. ;)

Chart-nya Tya

So, its a very very long weekend...
Di tengah hiruk pikuk pemilu -btw, teman saya punya kepanjangan lain buat pemilu, pemilihan lucu- saya menghabiskan hari mencontreng se-indonesia ini dengan surfing di dunia maya. Kebanyakan saya habis kan dengan membaca blog para suhu Excel (aplikasi yang satu ini mungkin aplikasi yang paling banyak saya gunakan dalam hidup hehehe..), tiba-tiba saya jadi teringat sama sama sahabat saya Mbak Tya (jangan ge-er dulu yah lo..). Kira-kira seminggu yang lalu, dia bertanya bagaimana caranya membuat chart seperti ini...



Chart ini menunjukkan pertumbuhan dari waktu ke waktu, dengan mengambil base titik awal dan titik akhir.


Sebenernya sih tidak ada yang spesial dengan chart yang satu ini. Hanya butuh sedikit trik untuk mewujudkannya.


Misalnya Mbak Tya punya data seperti ini :

Hal pertama yang harus dilakukan adalah membuat kolom tambahan di samping kolom asli-nya, karena kita tidak mungkin membuat chart-nya dari tabel asli ini.

Karena kita menggunakan data awal dan data akhir sebagai base, maka kita tambahkan kolom base yang isinya adalah nilai awal hingga satu data sebelum data terakhir. Pada data terakhir kita gunakan nilai terakhir. Kolom lain yang kita tambahkan adalah kolom growth yang sebenarnya adalah kolom sales dikurangi kolom base.

Langkah selanjutnya adalah membuat chart menggunakan data kolom base dan kolom growth. Tipe chart yang kita gunakan adalah stacked column. Chart awalnya akan terlihat seperti ini.
Masih ada beberapa hal yang kita lakukan terhadap si default chart ini. Pertama-tama yang jelas membuang background abu-abu, gridlines dan merubah warna-warna "kelam" itu (lihat post saya "Membuat Chart Lebih Seksi").
Stacked column kita terdiri dari dua series. Untuk data awal kita tinggal merubah warnanya sesuai dengan keinginan kita. Begitu juga dengan data akhir. Data awal dan data akhir terlihat sebagai satu series karena nilai series yang satunya 0 (nol).
Nah trik-nya disini. Untuk data growth, kita tinggal klik satu persatu bar-nya. Dan pilih series yang terletak di bawah. Di dalam menu Format Data Series dalam tab Pattern, kita set border dan area-nya menjadi none. Dan series yang atas tinggal kita rubah warna-nya (saya biasanya menghilangkan bordernya). Dan..
Jadi deh chart-nya Mbak Tya...


Jadi.. mana "the present i've always wanted from Jogja?" ;P

















Thursday, April 9, 2009

Welcome...

Hi.. It's me..

Setelah beberapa kali nggak pernah selesai menulis dan mengurusi blog, akhirnya keinginan untuk men-share isi kepala ini dengan seluruh dunia datang lagi.

So, here it goes...

Disini anda akan menemukan berbagai macam hal.. Karena pada dasarnya saya orang yang lumayan campur-aduk alias gado-gado. Ketertarikan saya mempunyai rentang yang cukup luas. Mulai dari seni sampai game, mulai dari fotografi sampai visualisasi data. Mudah-mudahan anda bisa membuka cakrawala baru disini.

So.. enjoy your visit..

ip..